SEJARAH RUMAH ANAK BANGSA
RUMAH ANAK BANGSA
I. Latar Belakang
Rumah Anak Bangsa adalah sebuah forum
diskusi yang digelar setiap malam minggu. Forum diskusi ini terbentuk dari
sebuah keinginan untuk tetap menjaga iklim intelektual di Kampung Pelajar Pare
yang merupakan sebuah wilayah khusus yang mempelajari bahasa asing terutama
bahasa Inggris.
Sebagian besar orang datang ke Pare untuk
mendalami bahasa Inggris yang memang merupakan tuntutan zaman. Kebanyakan para
pendatang tersebut hanya memiliki sedikit waktu saja untuk tinggal di Pare,
sehingga mereka memaksimalkan seluruh waktu, tenaga dan pikiran untuk belajar
bahasa Inggris. Sementara sebenarnya mereka memiliki latar belakang keilmuan
dan organisasi yang cukup mumpuni. Mereka juga berasal dari berbagai level
pendidikan dan berasal dari berbagai wilayah Indonesia .
Alangkah sayang bila amunisi-amunisi yang
cukup banyak dimiliki oleh para pelajar pendatang ini mengendap begitu saja
tanpa bertemu dalam sebuah pertalian silaturahmi keilmuan sama sekali.
Ke-bhineka-an dalam berbagai sendi yang menghiasi Pare menaburkan makna-makna
kehidupan yang tentu sangat penting untuk kita ikat dalam satu bejana tradisi
dan kebersamaan, yaitu ilmu itu sendiri. Dari semangat inilah forum diskusi
Rumah Anak Bangsa ini lahir, dan meskipun sempat mengalami masa pasang surut
tapi api kecil forum ini terus dijaga untuk tetap hidup.
Konsep diskusi yang diusung oleh Rumah Anak
Bangsa adalah konsep keilmuan aplikatif yang bersifat personalis political yang
disampaikan dalam bahasa yang sederhana, sehingga memungkinkan setiap individu
yang mengikuti diskusi bisa pulang dengan mengikat ilmu baru yang mengalir pada
ladang diskusi ini dan bisa mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan forum diskusi ini adalah penyadaran
dan pencerahan konsepsi individu yang melekat pada setiap orang dan juga
konsepsi individu terhadap kewajiban dan haknya sebagai seorang warga negara
dari sebuah rumah besar Indonesia .
Harapan terbesar yang diemban oleh forum
diskusi ini adalah terjaganya komunitas dan iklim keilmuan di wilayah Kampung
Pelajar Pare, dimana miniatur Indonesia
yang senyata-nyatanya terbentuk. Bahwa di wilayah ini para pelajar pendatang
dan sudah tinggal tidak sekedar belajar bahasa Inggris dan mengajarkan bahasa
Inggris, namun juga menjelajahi ilmu-ilmu lain yang diharapkan mampu
meningkatkan kualitas diri dan kualitas intelektual mereka.
II. Sejarah Rumah Anak Bangsa
Ide pembentukan forum diskusi Rumah Anak
bangsa ini muncul pada akhir bulan Juni 2007, tepatnya pasca workshop 2007 yang
diadakan oleh SMART International Language College. Ideatornya adalah Abdul
Muhib, salah satu SMART team yang berasal dari Tegal. Ide awalnya adalah kumpul
bareng malam mingguan untuk semakin mengakrabkan SMART team.
Dalam kumpul bareng pertama, agendanya
adalah saling menceritakan latar belakang keluarga masing-masing. Kemudian, di
akhir acara muncul ide baru untuk membuat tema diskusi pada pertemuan
berikutnya dan mengisi materi adalah Miss Uun Nurcahyanti sebagai pimpinan
team. Dan diharapkan temanya berhubungan dengan peningkatan kualitas individu
dan mampu menggugah kesadaran untuk bergerak demi peningkatan kualitas diri
dari para peserta diskusi yang notabene adalah SMART team tersebut.
Tema pertama yang diusung adalah Kewajiban
Sebagai Seorang warga Negara Indonesia .
Diskusi ini ternyata diikuti juga oleh beberapa siswa yang tertarik akan forum
kumpul bareng malam mingguan ini.
Tema kedua adalah Merawat Mimpi. Kedua tema
ini dibawakan oleh Miss Uun Nurcahyanti. Dan keberadaan forum diskusi ini
semakin bergaung dengan semakin banyaknya peserta diskusi yang ikut bergabung
untuk merajut ilmu bersama SMART team.
Dalam diskusi ini muncul usulan agar
diskusi tidak diadakan setiap malam minggu karena ketika ada agenda Placement
Test yang diadakan setiap hari minggu pertama dan ketiga, maka para calon
peserta Placement Test akan ketinggalan mengikuti forum diskusi ini. Dan
akhirnya disepakati diskusi diadakan setiap dua minggu sekali. Diusulkan juga
pemateri diambilkan dari siswa yang bersedia bershodaqoh ilmu untuk para
peserta diskusi ini. Dan hal ini pun disepakati bersama.
Dengan adanya usulan ini, maka dibentuk
team kecil untuk mengawal jalannya forum diskusi malam mingguan ini.
Penanggungjawab : Uun Nurcahyanti, Ketua : Iim Ismail Luthfi, Sekretaris :
Chomsinatin Nila Wardah, Bendahara : Nur Laila, Seksi acara : Munafiyah dan
Mulyono. Seluruh anggota team adalah SMART team, dan diskusi diadakan di
perumahan rektorat SMART ILC pada waktu itu, yaitu Faletehan House, Jl. Yos
Sudarso 77-78 Pare.
Tema-tema berikutnya pun akhirnya
bervariasi sesuai dengan latar belakang pemateri, yaitu : Hutang Luar Negeri Indonesia , Ekonomi Kapitalis, Pendidikan
Kerakyatan, Bias Gender sampai Wacana Revolusi Untuk Membentuk Indonesia Baru
(didiskusikan pada HUT RI ,
17 Agustus 2007, dan diikuti ikrar peserta untuk Indonesia ).
Kendala yang sering muncul adalah molornya
waktu mulai diskusi karena diskusi diadakan pada malam minggu dan ada sebagian
peserta yang bermalam minggu dulu sebelum datang ke acara diskusi. Selain itu
karena diskusi diadakan di pinggir jalan besar, maka seringkali suara pemateri,
moderator ataupun peserta harus bersaing ketat dengan suara kendaraan yang
berlalu-lalang
Kendala waktu ini, akhirnya disiasati
dengan pengadaan perpustakaan kecil yang disediakan sebelum diskusi dimulai.
Buku-buku yang disediakan adalah buku dari perpustakaan pribadi SMART team yang
tinggal di Faletehan House yaitu Miss Uun, Mr. Keceng, Miss Luluk dan Miss Via.
Pengadaan perpustakaan ini cukup efektif untuk mengatasi kendala molornya
waktu, karena peserta bisa membaca dan berbincang tentang buku sambari menunggu
dimulainya diskusi. Untuk kendala suara, belum ada solusi yang cukup solutif
untuk mengatasinya.
Mulai dari awal berdirinya sampai November
2007, forum diskusi ini masih bernama Forum Diskusi Malam Mingguan. Awal
Desember 2007 diusulkan untuk memberi nama pada forum diskusi ini. Selain itu
diusulkan juga ada buletin yang bisa dibagikan agar peserta yang terkendala
kehadirannya tidak ketinggalan informasi dari diskusi yang telah berjalan.
Team penyelenggara diskusi pun mengadakan
diskusi lanjutan untuk membahas usulan-usulan tersebut. Dan nama Rumah Anak
Bangsa disepakati untuk menjadi nama forum diskusi malam mingguan ini, format
buletin pun disiapkan untuk bisa segera diterbitkan.
Pertengahan 2008, forum diskusi Rumah Anak
Bangsa mulai terkendala pada masalah pengawal forum diskusi itu sendiri karena
team penyelenggaranya satu persatu mulai meninggalkan Pare untuk kembali
mengalir ke ladang kehidupannya masing-masing. Tampuk kepemimpinan pun beralih
ke Mr ahwy beserta teamnya. Forum pun mulai mengalami masa surut yang pasangnya
hanya sesekali saja.
Awal 2009, forum diskusi ini mati suri
meski komunikasi antara para penyelenggara awal masih berdenyut. 18 Mei 2009,
secara iseng-iseng Miss Uun Nurcahyanti membuat blog Rumah Anak Bangsa dengan
alamat: http://www.rumahanakbangsa.blogspot.com. Blog ini diisi dengan tulisan
pribadi yang berhubungan dengan pemikiran dan kisah yang terjadi di seputar
lingkungan SMART International Language college. Blog sederhana ini berfungsi
untuk menjaga nama dan semangat Rumah Anak Bangsa yang telah ditinggalkan para
punggawanya.
Pertengahan Juni 2010, seorang siswa SMART
ILC yang berasal dari Makasar yaitu Andi Zulkarnain, berdiskusi dengan pimpinan
SMRT team, Miss Uun Nurcahyanti tentang kondisi Pare yang sangat unik dan
menarik sebagai wilayah pembelajaran dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
kondisi Indonesia masa kini. Di akhir pembicaraan disepakati untuk menghidupkan
kembali forum diskusi Rumah Anak Bangsa dengan semangat untuk tetap menjaga
iklim intelektual di wilayah Kampung Pelajar Pare ini.
Sistem diskusi dibuat lebih mengglobal,
baik dalam hal penyelenggara, peserta maupun tempat diskusinya. Punggawa baru
yang mengawal forum diskusi Rumah Anak Bangsa ini yaitu : Penanggungjawab : Uun
Nurcahyanti, Ketua : Andi Zulkarnain, Sekretaris : Rusna Meswari, Bendahara :
Umi Mustamidah, Seksi acara : Awal Muqsith, Maulana Zainal, Seksi Publikasi :
Feri Febriari.
Tempat diskusi diharapkan bisa berpindah-pindah
antar kursusan agar peserta mengenal tempat-tempat kursus yang ada di wilayah
Kampung Pelajar Pare ini. Pembicaranya pun diharapkan dari para pemiliki kursus
agar terjadi interaksi yang intens dan harmonis antara para pemilik lembaga dan
para peserta kursus dengan belajar hal lain diluar materi kebahasa-Inggrisan.
Diskusi pertama diadakan pada tanggal 19
Juni 2010 di Global E Centre, Jl. Anyelir, dengan pemateri Andi Zulkarnain dari
Makasar (alumni Universitas Hasanuddin Makasar dan aktifis HMI) dan
dimoderatori oleh Uun Nurcahyanti (direktur SMART ILC). Tema yang dibawakan adalah
Pare: Meretas Jejak Revolusi Indonesia (Pare
dan Masa Depan Indonesia ).
Diskusi ini diikuti oleh sekitar 40 peserta.
Diskusi kedua diadakan tanggal 26 Juni 2010
di Genta Campus, Jl Kemuning, dengan pemateri Uun Nurcahyanti dan moderator
Rizal (alumni Universitas Hasanuddin Makasar). Tema yang dibawakan adalah
Hakekat Manusia. Kendala yang muncul pada waktu itu adalah molornya acara
diskusi yang disebabkan oleh kesulitan peserta mencari lokasi diskusi.
Diskusi ketiga diadakan hari sabtu
berikutnya, 3 Juli 2010, di Oxford
Institute Language
Academy . Pemateri Dwi
Indah Wahyuni (Miss Indah, salah satu pemilik The Daffodills) dengan moderator
Djawier. Tema yang dibawakan : Experience in Education.
Diskusi keempat diadakan di Alfalfa female,
Jl Glagah, pada tanggal 10 Juli 2010. Tema yang dibawakan dalam bahasa Inggris
dan Indonesia
ini adalah tentang Pemuda dan Kapasitas Yang Dimilikinya. Pemateri Sudarmanto
(Mr Toto, direktur dan pemilik Global E) dengan moderator Umi Mustamidah
(alumni Universitas Muhammadiyah Magelang dan aktifis HMI).
Diskusi berikutnya berbicara tentang
Televisi dengan segala problematikanya dan dibawakan dengan apik oleh Rusmin
(alumni Universitas Islam Negeri Makasar). Diskusi ini digelar tanggal 17 Juli
2010 di Global Female I.
Diskusi keenam diadakan di S’TORY 2, Jl
Brawijaya, dengan tema Sufi Masuk Kota. Pematerinya adalah seorang alumni Al
Azhar Mesir yaitu Awal Muqsith. Moderator yang mendampingi adalah Feri Febriari
(mahasiswa Universitas Hasanuddin Makasar). Diskusi ini diadakan 24 Juli 2010.
Diskusi ketujuh diadakan di penghujung
bulan Juli 2010 di Kresna English Course dengan pemateri Rahmad Ariadi, S.T.
(Mr Bagas). Beliau adalah salah seorang pengajar di Kresna english Course
sekaligus pemilik lembaga yang bersangkutan. Tema yang beliau bawakan adalah
Tirani Pendidikan-Kebudayaan.
Diskusi kedelapan yang dihelat tanggal 7
Agustus 2010 adalah diskusi Rumah Anak Bangsa Pertama yang diadakan pada saat
bulan Suci Ramadhan. Sehingga jam tayang diskusi diubah bakda Ashar hingga
menjelang saat berbuka puasa. Bertempat di 24 Hours, keta Forum Diskusi Rumah
Anak Bangsa ini, Andi Zulkarnain, menguraikan konsep puasa dalam perjuangan
dengan penuh semangat.
Diskusi kesembilan diadakan tanggal 15
Agustus 2010 di rumah Wow dengan tema Indonesia dan Entrepreneur Muda.
Tema ini disajikan dengan memesona oleh Farida Riyanti Zainal (trainer NLP
Indonesia yang berasal dar Jakarta )
dengan moderator Andi Zulkarnain.
Diskusi kesepuluh diadakan tanggal 21
Agustus 2010. Awalnya diskusi ini hendak diadakan di Poker Camp, tapi ketika
tiba-tiba hujan turun dengan deras saat menjelang diskusi sementara diskusi
diadakan di ruang terbuka, maka diskusi dipindahkan ke SMART ILC. Pematerinya
adalah Uun Nurcahyanti dengan tema Usia Kita Yang Hilang. Moderator yang
mendampingi adalah Ismawan A.S. (jurnalis yang berasal dari Makasar).
Diskusi berikutnya kembali dihandle oleh
Andi Zulkarnain dengan tema Islam Agama Perlawanan. Diskusi yang nyaris gagal
ini diadakan tanggal 28 Agustus 2010 di S’TORY 3, Jl Kemuning 64, di tengah
lebatnya hujan yang mengguyur bumi Pare.
Diskusi terakhir bulan Ramadhan diadakan
pada tanggal 3 september 2010 di Excellent English Course. Pematerinya adalah
Muh. Azhar Kurniawan (seorang aktifis dan penggiat kegiatan kepemudaan yang
berasal dari Lamong, Pare) dengan moderator Djawier. Diskusi partisipatif ini
mengusung tema: Memupuk Nasionalisme melalui Pergerakan Bahasa Inggris?
Pasca libur panjang Iedul Fitri 1421 H,
diskusi Rumah Anak Bangsa aktif kembali tanggal 9 Oktober 2010 dengan pemateri
zahid El H (alumni Ponpes Modern Darussalam Solo). Tema yang dibawakannya
adalah Membentuk Kepribadian Tangguh. Diskusi diadakan di S’TORY 2.
Diskusi keempatbelas Rumah Anak Bangsa
diadakan tanggal 16 Oktober 2010 di Eminence, Jl Anyelir, dengan pemateri M.
Azhar Kurniawan. Tema yang dibawakan adalah Analisis Sosial.
Diskusi berikutnya diadakan di ACCESS 4
pada tanggal 30 Oktober 2010 dengan tema menarik yaitu Pemuda Idaman menjadi
Impian. Tema ini dibawakan oleh pemilik ACCESS sendiri yaitu Arif Ramdhani.
Diskusi Rumah Anak Bangsa terus bergulir
dengan tema Manusia Dalam Perspektif Filosofi. Tema ini di bawakan oleh
Mustamin Al Bugishy. Diskusi diadakan di Excellent English Course, Jl Dahlia,
pada tanggal 6 November 2010.
Diskusi ketujuhbelas Rumah Anak Bangsa ini
adalah diskusi besar pertama yang diadakan untuk memperingati Hari Sumpah
Pemuda dan Hari Pahlawan. Diskusi digelar di Basic English Course dengan
pemateri Marendra Darwis, pengasuh Cafe Curhat di Radio Andhika FM Kediri . Diskusi ini
diadakan tanggal 13 November 2010. Dalam diskusi ini juga digelar petunjukan
teater dan pembacaan puisi. Diskusi diakhiri dengan ikrar dan wejangan dari
Bapak Kalen, pemilik BEC dan perintis wilayah Kampung Pelajar Pare ini.
Diskusi berikutnya dibawakan kembali oleh
Rahmat Ariadi, S. T. di Be Friend English Course, Jl Brawijaya. Tema yang
dikupas oleh Mr Bagas adalah Indonesia Dalam Pusaran Globalisasi Dan
Liberalisasi Ekonomi.
Dhilla Sri Meutia adalah pemateri
berikutnya dalam forum diskusi Rumah Anak Bangsa yang diadakan di Global E
office, Jl Brawijaya, pada tanggal 18 Desember 2010. Tema yang dibawakan adalah
Tinjauan Sosiologi terhadap Ideologi Pendidikan.
Memasuki tahun 2011, diskusi Rumah anak
Bangsa diawali dengan tema Relasi Pendidikan dan Kesadaran Kosmis (Cosmic
Conciousness). Tema ini dibawakan oleh shanhaji, yang lebih akrab dipanggil Mr
Shonhaji. Beiau adalah salah seorang staf pengajar di ELFAST English Course.
Diskusi diadakan di S’TORY 5.
Diskusi berikutnya diadakan tanggal 15
Januari 2011 di GUSTO. Pematerinya adalah Ary Hakim, pemilik lembaga kursus
Hakim yang terletak di Jl Anggrek. Tema yang dibawakan adalah Learning
Revolutioner.
Diskusi ketiga di tahun 2011 diadakan di
Genta Campus, Jl Kemuning, dengan tema Konsep Pendidikan Masa Depan. Diskusi
ini dimoderatori oleh Muhyidin, seorang pengampu S’TORY yang berasal dari
gresik. Pematerinya adalah Direktur Genta English Course yaitu Mohammad Qomar.
Diskusi keempat di tahun 2011 bergulir di
Female Alfalfa English Dormitory yang terletak di Jalan Glagah, dengan pemateri
Dwi Indah Wahyuni yang lebih familiar dengan panggilan Miss Indah. Materi yang
dibawakan adalah Emotional Quotion For English Learning Process. Diskusi ini
diselenggarakan pada tanggal 29 Januari 2011.
Diskusi berikutnya diadakan tanggal 5
Februari 2011 di Global E Reading centre, Jl Anyelir. Pematerinya adalah Uun
Nurcahyanti dengan moderator Umi Mustamidah. Tema yang dibawakan adalah Posisi
Lokalitas Dalam Globalitas.
Diskusi berikutnya masih diadakan di tempat
yang sama yaitu Global E Reading Centre dengan pemateri Mr Ridho. Beliau adalah
salah satu tutor dari Global E yang merupakan orang asli Pare. Materi yang
dibawakan adalah Strategi Budaya.
Diskusi ketujuh di tahun 2011 diadakan
tanggal 26 Februari 2011 di sebuah tempat kos baru yang bernama Shafa And
Marwah. Pematerinya adalah Bapak Matsudi ( Kepala Dusun Tegalsari, Pare). Tema
yang beliau bawakan adalah Dinamika Pare Sebagai Kota Bahasa.
Diskusi berikutnya diadakan di WTC tanggal
5 Mei 2011. Diskusi partisipatif ini dkomandoi oleh Rahmad Ariadi,S.T. Tema
yang dibawakan adalah Persoalan Kebangsaan: Sudah Hilangkah Arti Kebangsaan,
Pentingkah Arti Kebangsaan Bagi Kita? Meskipun peserta yang hadir tidak begitu
banyak karena Pare tengah diguyur hujan deras, tetapi diskusi ini berlangsung
hangat dan menarik. Diskusi berlangsung hingga jam 23.00 karena seluruh peserta
nya laki-laki.
Diskusi kesembilan Rumah Anak Bangsa
diadakan di Kresna English Course pada tanggal 12 Maret 2011. Temanya adalah Indonesia
dalam Tantangan Globalisasi. Penyaji materinya adalah Muhtar Luthfi.
Diskusi berikutnya diadakan tanggal 19
Maret 2011 di Samudra Camp, yaitu salah satu asrama dibawah naungan ELFAST
English Course, Jl Kemuning. Pematerinya adalah Adjie Pahlevi (pemilik dan
direktur Liberty English Course). Tema yang dibawakan adalah Prospek Kampung
English Di Luar Pare.
Diskusi kesebelas di tahun 2011 diadakan di
Merlbourne English Course, Jl Anyelir, pada tanggal 26 Maret 2011. Tema untuk
diskusi ini adalah Rezim Tuna Sejarah Dan Rumah Besar Indonesia . Pematerinya adalah Uun
Nurcahyanti dengan moderator Umi Mustamidah.
Diskusi berikutnya diadakan di UNESCO Jl
Brawijaya dengan tema yang tidak biasa yaitu Melacurkan Dunia Pendidikan.
Diskusi partisipatif ini dimoderatori oleh Muhyidin dan pematerinya adalah
Mohammad Fauzan yang lebih populer dengan sebutan Papa Ocan. Beliau adalah
penanggungjawab kurikulum di Global E English Course. Diskusi ini dilaksanakan
tanggal 2 April 2011.
Diskusi tanggal 9 April 2011 yang diadakan
di Out Loud English Course, Jl. Anyelir, merupakan diskusi yang lain dari
diskusi Rumah Anak Bangsa biasanya, karena pada kesempatan ini diadakan bedah
buku terbitan Resist Yogyakarta yang berjudul Miskin Itu Menjual. Pematerinya
adalah sang penulis buku yang bersangkutan yaitu Saiful Totona yang berasal
dari Ternate .
Diskusi yang diadakan tanggal 16 April 2011
di Global E Female ini sedianya akan diisi langsung oleh Bapak Wahyudi Kepala
Desa Tulungrejo. Namun karena satu dan lain hal, beliau tidak bisa hadir dan
diwakili oleh Bapak Kepala Dusun Tegalsari yaitu Bapak Matsudi. Tema yang
disuguhkan adalah Masterplan Desa Tulungrejo.
Diskusi berikutnya mengambil momentum Hari
Kartini, sehingga pematerinya diambil dari kaum hawa dengan sistem panel, yaitu
Djawier (Ketua forum diskusi Rumah Anak Bangsa) dan Umi Mustamidah (aktifis
HMI). Diskusi ini dimoderatori oleh Sada dari Makasar. Tema yang diusung adalah
Perempuan Di Bawah Bayang-Bayang Lelaki. Diskusi ini diadakan tanggal 23 April
2011 di Excellent English Course.
Diskusi di penghujung bulan April 2011,
diadakan di Brilliant English Centre Jl Anyelir. Tema yang diusung cukup
menggelitik yaitu Islam Tidak Anti Kekerasan. Pematerinya adalah Hendi Nugraha
yang merupakan alumni sebuah perguruan tinggi di Libya . Diskusi yang minim kaum hawa
ini dimoderatori oleh Zainal Arifin dari komunitas Utan Kayu, Jakarta .
Diskusi berikutnya sebenarnya diagendakan
untuk Eko Prasetyo, direktur Resist Book Yogyakarta, namun berhubung beliau
tidak bisa mengisi agenda luar kota pada hari Sabtu dan Ahad, maka diskusi ini
dilimpahkan kepada Uun Nurcahyanti untuk menggawanginya. Materi yang dibawakan
adalah Ketika ajaran Menjadi Mata Pelajaran, Nilai Berapa Yang Kau Inginkan?
Diskusi partisipatif ini dimoderatori oleh Umi Mustamidah dan diselenggarakan
di UNESCO pada tanggal 7 Mei 2011.
Diskusi berikutnya diadakan pada hari aktif
yaitu Selasa, 10 Mei 2011, karena pemateri yaitu Eko Prasetyo dari Resist Book
Yogyakarta bisa datang ke Pare pada tanggal tersebut sebelum beliau bertolak ke
Bengkulu pada hari berikutnya. Diskusi diadakan di SMART ILC dengan tema
Pendidikan Yang Melahirkan Kemiskinan.
Malam minggu berikutnya diadakan diskusi
lagi dengan tema Negara Islam. Diskusi ini diadakan tanggal 14 Mei 2011 di
S’TORY 2, Jl Brawijaya. Pematerinya ada M Sholahudin, seorang penulis yang
berasal dari Gurah, Kediri .
Diskusi ini dimotori oleh Moh. Sadjudin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar