Minggu, 08 April 2012

Sejarah Rumah Anak Bangsa (RAB)


SEJARAH RUMAH ANAK BANGSA
RUMAH ANAK BANGSA
I. Latar Belakang

 Rumah Anak Bangsa adalah sebuah forum diskusi yang digelar setiap malam minggu. Forum diskusi ini terbentuk dari sebuah keinginan untuk tetap menjaga iklim intelektual di Kampung Pelajar Pare yang merupakan sebuah wilayah khusus yang mempelajari bahasa asing terutama bahasa Inggris.

 Sebagian besar orang datang ke Pare untuk mendalami bahasa Inggris yang memang merupakan tuntutan zaman. Kebanyakan para pendatang tersebut hanya memiliki sedikit waktu saja untuk tinggal di Pare, sehingga mereka memaksimalkan seluruh waktu, tenaga dan pikiran untuk belajar bahasa Inggris. Sementara sebenarnya mereka memiliki latar belakang keilmuan dan organisasi yang cukup mumpuni. Mereka juga berasal dari berbagai level pendidikan dan berasal dari berbagai wilayah Indonesia.

 Alangkah sayang bila amunisi-amunisi yang cukup banyak dimiliki oleh para pelajar pendatang ini mengendap begitu saja tanpa bertemu dalam sebuah pertalian silaturahmi keilmuan sama sekali. Ke-bhineka-an dalam berbagai sendi yang menghiasi Pare menaburkan makna-makna kehidupan yang tentu sangat penting untuk kita ikat dalam satu bejana tradisi dan kebersamaan, yaitu ilmu itu sendiri. Dari semangat inilah forum diskusi Rumah Anak Bangsa ini lahir, dan meskipun sempat mengalami masa pasang surut tapi api kecil forum ini terus dijaga untuk tetap hidup.

 Konsep diskusi yang diusung oleh Rumah Anak Bangsa adalah konsep keilmuan aplikatif yang bersifat personalis political yang disampaikan dalam bahasa yang sederhana, sehingga memungkinkan setiap individu yang mengikuti diskusi bisa pulang dengan mengikat ilmu baru yang mengalir pada ladang diskusi ini dan bisa mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

 Tujuan forum diskusi ini adalah penyadaran dan pencerahan konsepsi individu yang melekat pada setiap orang dan juga konsepsi individu terhadap kewajiban dan haknya sebagai seorang warga negara dari sebuah rumah besar Indonesia.
 Harapan terbesar yang diemban oleh forum diskusi ini adalah terjaganya komunitas dan iklim keilmuan di wilayah Kampung Pelajar Pare, dimana miniatur Indonesia yang senyata-nyatanya terbentuk. Bahwa di wilayah ini para pelajar pendatang dan sudah tinggal tidak sekedar belajar bahasa Inggris dan mengajarkan bahasa Inggris, namun juga menjelajahi ilmu-ilmu lain yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas diri dan kualitas intelektual mereka.

II. Sejarah Rumah Anak Bangsa

 Ide pembentukan forum diskusi Rumah Anak bangsa ini muncul pada akhir bulan Juni 2007, tepatnya pasca workshop 2007 yang diadakan oleh SMART International Language College. Ideatornya adalah Abdul Muhib, salah satu SMART team yang berasal dari Tegal. Ide awalnya adalah kumpul bareng malam mingguan untuk semakin mengakrabkan SMART team.

 Dalam kumpul bareng pertama, agendanya adalah saling menceritakan latar belakang keluarga masing-masing. Kemudian, di akhir acara muncul ide baru untuk membuat tema diskusi pada pertemuan berikutnya dan mengisi materi adalah Miss Uun Nurcahyanti sebagai pimpinan team. Dan diharapkan temanya berhubungan dengan peningkatan kualitas individu dan mampu menggugah kesadaran untuk bergerak demi peningkatan kualitas diri dari para peserta diskusi yang notabene adalah SMART team tersebut.

 Tema pertama yang diusung adalah Kewajiban Sebagai Seorang warga Negara Indonesia. Diskusi ini ternyata diikuti juga oleh beberapa siswa yang tertarik akan forum kumpul bareng malam mingguan ini.

 Tema kedua adalah Merawat Mimpi. Kedua tema ini dibawakan oleh Miss Uun Nurcahyanti. Dan keberadaan forum diskusi ini semakin bergaung dengan semakin banyaknya peserta diskusi yang ikut bergabung untuk merajut ilmu bersama SMART team.

 Dalam diskusi ini muncul usulan agar diskusi tidak diadakan setiap malam minggu karena ketika ada agenda Placement Test yang diadakan setiap hari minggu pertama dan ketiga, maka para calon peserta Placement Test akan ketinggalan mengikuti forum diskusi ini. Dan akhirnya disepakati diskusi diadakan setiap dua minggu sekali. Diusulkan juga pemateri diambilkan dari siswa yang bersedia bershodaqoh ilmu untuk para peserta diskusi ini. Dan hal ini pun disepakati bersama.

 Dengan adanya usulan ini, maka dibentuk team kecil untuk mengawal jalannya forum diskusi malam mingguan ini. Penanggungjawab : Uun Nurcahyanti, Ketua : Iim Ismail Luthfi, Sekretaris : Chomsinatin Nila Wardah, Bendahara : Nur Laila, Seksi acara : Munafiyah dan Mulyono. Seluruh anggota team adalah SMART team, dan diskusi diadakan di perumahan rektorat SMART ILC pada waktu itu, yaitu Faletehan House, Jl. Yos Sudarso 77-78 Pare.

 Tema-tema berikutnya pun akhirnya bervariasi sesuai dengan latar belakang pemateri, yaitu : Hutang Luar Negeri Indonesia, Ekonomi Kapitalis, Pendidikan Kerakyatan, Bias Gender sampai Wacana Revolusi Untuk Membentuk Indonesia Baru (didiskusikan pada HUT RI, 17 Agustus 2007, dan diikuti ikrar peserta untuk Indonesia).

 Kendala yang sering muncul adalah molornya waktu mulai diskusi karena diskusi diadakan pada malam minggu dan ada sebagian peserta yang bermalam minggu dulu sebelum datang ke acara diskusi. Selain itu karena diskusi diadakan di pinggir jalan besar, maka seringkali suara pemateri, moderator ataupun peserta harus bersaing ketat dengan suara kendaraan yang berlalu-lalang

 Kendala waktu ini, akhirnya disiasati dengan pengadaan perpustakaan kecil yang disediakan sebelum diskusi dimulai. Buku-buku yang disediakan adalah buku dari perpustakaan pribadi SMART team yang tinggal di Faletehan House yaitu Miss Uun, Mr. Keceng, Miss Luluk dan Miss Via. Pengadaan perpustakaan ini cukup efektif untuk mengatasi kendala molornya waktu, karena peserta bisa membaca dan berbincang tentang buku sambari menunggu dimulainya diskusi. Untuk kendala suara, belum ada solusi yang cukup solutif untuk mengatasinya.

 Mulai dari awal berdirinya sampai November 2007, forum diskusi ini masih bernama Forum Diskusi Malam Mingguan. Awal Desember 2007 diusulkan untuk memberi nama pada forum diskusi ini. Selain itu diusulkan juga ada buletin yang bisa dibagikan agar peserta yang terkendala kehadirannya tidak ketinggalan informasi dari diskusi yang telah berjalan.

 Team penyelenggara diskusi pun mengadakan diskusi lanjutan untuk membahas usulan-usulan tersebut. Dan nama Rumah Anak Bangsa disepakati untuk menjadi nama forum diskusi malam mingguan ini, format buletin pun disiapkan untuk bisa segera diterbitkan.

 Pertengahan 2008, forum diskusi Rumah Anak Bangsa mulai terkendala pada masalah pengawal forum diskusi itu sendiri karena team penyelenggaranya satu persatu mulai meninggalkan Pare untuk kembali mengalir ke ladang kehidupannya masing-masing. Tampuk kepemimpinan pun beralih ke Mr ahwy beserta teamnya. Forum pun mulai mengalami masa surut yang pasangnya hanya sesekali saja.

 Awal 2009, forum diskusi ini mati suri meski komunikasi antara para penyelenggara awal masih berdenyut. 18 Mei 2009, secara iseng-iseng Miss Uun Nurcahyanti membuat blog Rumah Anak Bangsa dengan alamat: http://www.rumahanakbangsa.blogspot.com. Blog ini diisi dengan tulisan pribadi yang berhubungan dengan pemikiran dan kisah yang terjadi di seputar lingkungan SMART International Language college. Blog sederhana ini berfungsi untuk menjaga nama dan semangat Rumah Anak Bangsa yang telah ditinggalkan para punggawanya.

 Pertengahan Juni 2010, seorang siswa SMART ILC yang berasal dari Makasar yaitu Andi Zulkarnain, berdiskusi dengan pimpinan SMRT team, Miss Uun Nurcahyanti tentang kondisi Pare yang sangat unik dan menarik sebagai wilayah pembelajaran dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kondisi Indonesia masa kini. Di akhir pembicaraan disepakati untuk menghidupkan kembali forum diskusi Rumah Anak Bangsa dengan semangat untuk tetap menjaga iklim intelektual di wilayah Kampung Pelajar Pare ini.

 Sistem diskusi dibuat lebih mengglobal, baik dalam hal penyelenggara, peserta maupun tempat diskusinya. Punggawa baru yang mengawal forum diskusi Rumah Anak Bangsa ini yaitu : Penanggungjawab : Uun Nurcahyanti, Ketua : Andi Zulkarnain, Sekretaris : Rusna Meswari, Bendahara : Umi Mustamidah, Seksi acara : Awal Muqsith, Maulana Zainal, Seksi Publikasi : Feri Febriari.

Tempat diskusi diharapkan bisa berpindah-pindah antar kursusan agar peserta mengenal tempat-tempat kursus yang ada di wilayah Kampung Pelajar Pare ini. Pembicaranya pun diharapkan dari para pemiliki kursus agar terjadi interaksi yang intens dan harmonis antara para pemilik lembaga dan para peserta kursus dengan belajar hal lain diluar materi kebahasa-Inggrisan.

 Diskusi pertama diadakan pada tanggal 19 Juni 2010 di Global E Centre, Jl. Anyelir, dengan pemateri Andi Zulkarnain dari Makasar (alumni Universitas Hasanuddin Makasar dan aktifis HMI) dan dimoderatori oleh Uun Nurcahyanti (direktur SMART ILC). Tema yang dibawakan adalah Pare: Meretas Jejak Revolusi Indonesia(Pare dan Masa Depan Indonesia). Diskusi ini diikuti oleh sekitar 40 peserta.

 Diskusi kedua diadakan tanggal 26 Juni 2010 di Genta Campus, Jl Kemuning, dengan pemateri Uun Nurcahyanti dan moderator Rizal (alumni Universitas Hasanuddin Makasar). Tema yang dibawakan adalah Hakekat Manusia. Kendala yang muncul pada waktu itu adalah molornya acara diskusi yang disebabkan oleh kesulitan peserta mencari lokasi diskusi.

 Diskusi ketiga diadakan hari sabtu berikutnya, 3 Juli 2010, di Oxford Institute Language Academy. Pemateri Dwi Indah Wahyuni (Miss Indah, salah satu pemilik The Daffodills) dengan moderator Djawier. Tema yang dibawakan : Experience in Education.

 Diskusi keempat diadakan di Alfalfa female, Jl Glagah, pada tanggal 10 Juli 2010. Tema yang dibawakan dalam bahasa Inggris dan Indonesia ini adalah tentang Pemuda dan Kapasitas Yang Dimilikinya. Pemateri Sudarmanto (Mr Toto, direktur dan pemilik Global E) dengan moderator Umi Mustamidah (alumni Universitas Muhammadiyah Magelang dan aktifis HMI).

 Diskusi berikutnya berbicara tentang Televisi dengan segala problematikanya dan dibawakan dengan apik oleh Rusmin (alumni Universitas Islam Negeri Makasar). Diskusi ini digelar tanggal 17 Juli 2010 di Global Female I.

 Diskusi keenam diadakan di S’TORY 2, Jl Brawijaya, dengan tema Sufi Masuk Kota. Pematerinya adalah seorang alumni Al Azhar Mesir yaitu Awal Muqsith. Moderator yang mendampingi adalah Feri Febriari (mahasiswa Universitas Hasanuddin Makasar). Diskusi ini diadakan 24 Juli 2010.

 Diskusi ketujuh diadakan di penghujung bulan Juli 2010 di Kresna English Course dengan pemateri Rahmad Ariadi, S.T. (Mr Bagas). Beliau adalah salah seorang pengajar di Kresna english Course sekaligus pemilik lembaga yang bersangkutan. Tema yang beliau bawakan adalah Tirani Pendidikan-Kebudayaan.

 Diskusi kedelapan yang dihelat tanggal 7 Agustus 2010 adalah diskusi Rumah Anak Bangsa Pertama yang diadakan pada saat bulan Suci Ramadhan. Sehingga jam tayang diskusi diubah bakda Ashar hingga menjelang saat berbuka puasa. Bertempat di 24 Hours, keta Forum Diskusi Rumah Anak Bangsa ini, Andi Zulkarnain, menguraikan konsep puasa dalam perjuangan dengan penuh semangat.

 Diskusi kesembilan diadakan tanggal 15 Agustus 2010 di rumah Wow dengan tema Indonesia dan Entrepreneur Muda. Tema ini disajikan dengan memesona oleh Farida Riyanti Zainal (trainer NLP Indonesia yang berasal dar Jakarta) dengan moderator Andi Zulkarnain.

 Diskusi kesepuluh diadakan tanggal 21 Agustus 2010. Awalnya diskusi ini hendak diadakan di Poker Camp, tapi ketika tiba-tiba hujan turun dengan deras saat menjelang diskusi sementara diskusi diadakan di ruang terbuka, maka diskusi dipindahkan ke SMART ILC. Pematerinya adalah Uun Nurcahyanti dengan tema Usia Kita Yang Hilang. Moderator yang mendampingi adalah Ismawan A.S. (jurnalis yang berasal dari Makasar).

 Diskusi berikutnya kembali dihandle oleh Andi Zulkarnain dengan tema Islam Agama Perlawanan. Diskusi yang nyaris gagal ini diadakan tanggal 28 Agustus 2010 di S’TORY 3, Jl Kemuning 64, di tengah lebatnya hujan yang mengguyur bumi Pare.

 Diskusi terakhir bulan Ramadhan diadakan pada tanggal 3 september 2010 di Excellent English Course. Pematerinya adalah Muh. Azhar Kurniawan (seorang aktifis dan penggiat kegiatan kepemudaan yang berasal dari Lamong, Pare) dengan moderator Djawier. Diskusi partisipatif ini mengusung tema: Memupuk Nasionalisme melalui Pergerakan Bahasa Inggris?

 Pasca libur panjang Iedul Fitri 1421 H, diskusi Rumah Anak Bangsa aktif kembali tanggal 9 Oktober 2010 dengan pemateri zahid El H (alumni Ponpes Modern Darussalam Solo). Tema yang dibawakannya adalah Membentuk Kepribadian Tangguh. Diskusi diadakan di S’TORY 2.

 Diskusi keempatbelas Rumah Anak Bangsa diadakan tanggal 16 Oktober 2010 di Eminence, Jl Anyelir, dengan pemateri M. Azhar Kurniawan. Tema yang dibawakan adalah Analisis Sosial.

 Diskusi berikutnya diadakan di ACCESS 4 pada tanggal 30 Oktober 2010 dengan tema menarik yaitu Pemuda Idaman menjadi Impian. Tema ini dibawakan oleh pemilik ACCESS sendiri yaitu Arif Ramdhani.

 Diskusi Rumah Anak Bangsa terus bergulir dengan tema Manusia Dalam Perspektif Filosofi. Tema ini di bawakan oleh Mustamin Al Bugishy. Diskusi diadakan di Excellent English Course, Jl Dahlia, pada tanggal 6 November 2010.

 Diskusi ketujuhbelas Rumah Anak Bangsa ini adalah diskusi besar pertama yang diadakan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Diskusi digelar di Basic English Course dengan pemateri Marendra Darwis, pengasuh Cafe Curhat di Radio Andhika FM Kediri. Diskusi ini diadakan tanggal 13 November 2010. Dalam diskusi ini juga digelar petunjukan teater dan pembacaan puisi. Diskusi diakhiri dengan ikrar dan wejangan dari Bapak Kalen, pemilik BEC dan perintis wilayah Kampung Pelajar Pare ini.

 Diskusi berikutnya dibawakan kembali oleh Rahmat Ariadi, S. T. di Be Friend English Course, Jl Brawijaya. Tema yang dikupas oleh Mr Bagas adalah Indonesia Dalam Pusaran Globalisasi Dan Liberalisasi Ekonomi.

 Dhilla Sri Meutia adalah pemateri berikutnya dalam forum diskusi Rumah Anak Bangsa yang diadakan di Global E office, Jl Brawijaya, pada tanggal 18 Desember 2010. Tema yang dibawakan adalah Tinjauan Sosiologi terhadap Ideologi Pendidikan.

 Memasuki tahun 2011, diskusi Rumah anak Bangsa diawali dengan tema Relasi Pendidikan dan Kesadaran Kosmis (Cosmic Conciousness). Tema ini dibawakan oleh shanhaji, yang lebih akrab dipanggil Mr Shonhaji. Beiau adalah salah seorang staf pengajar di ELFAST English Course. Diskusi diadakan di S’TORY 5.

 Diskusi berikutnya diadakan tanggal 15 Januari 2011 di GUSTO. Pematerinya adalah Ary Hakim, pemilik lembaga kursus Hakim yang terletak di Jl Anggrek. Tema yang dibawakan adalah Learning Revolutioner.

 Diskusi ketiga di tahun 2011 diadakan di Genta Campus, Jl Kemuning, dengan tema Konsep Pendidikan Masa Depan. Diskusi ini dimoderatori oleh Muhyidin, seorang pengampu S’TORY yang berasal dari gresik. Pematerinya adalah Direktur Genta English Course yaitu Mohammad Qomar.

 Diskusi keempat di tahun 2011 bergulir di Female Alfalfa English Dormitory yang terletak di Jalan Glagah, dengan pemateri Dwi Indah Wahyuni yang lebih familiar dengan panggilan Miss Indah. Materi yang dibawakan adalah Emotional Quotion For English Learning Process. Diskusi ini diselenggarakan pada tanggal 29 Januari 2011.

 Diskusi berikutnya diadakan tanggal 5 Februari 2011 di Global E Reading centre, Jl Anyelir. Pematerinya adalah Uun Nurcahyanti dengan moderator Umi Mustamidah. Tema yang dibawakan adalah Posisi Lokalitas Dalam Globalitas.

 Diskusi berikutnya masih diadakan di tempat yang sama yaitu Global E Reading Centre dengan pemateri Mr Ridho. Beliau adalah salah satu tutor dari Global E yang merupakan orang asli Pare. Materi yang dibawakan adalah Strategi Budaya.

 Diskusi ketujuh di tahun 2011 diadakan tanggal 26 Februari 2011 di sebuah tempat kos baru yang bernama Shafa And Marwah. Pematerinya adalah Bapak Matsudi ( Kepala Dusun Tegalsari, Pare). Tema yang beliau bawakan adalah Dinamika Pare Sebagai Kota Bahasa.

 Diskusi berikutnya diadakan di WTC tanggal 5 Mei 2011. Diskusi partisipatif ini dkomandoi oleh Rahmad Ariadi,S.T. Tema yang dibawakan adalah Persoalan Kebangsaan: Sudah Hilangkah Arti Kebangsaan, Pentingkah Arti Kebangsaan Bagi Kita? Meskipun peserta yang hadir tidak begitu banyak karena Pare tengah diguyur hujan deras, tetapi diskusi ini berlangsung hangat dan menarik. Diskusi berlangsung hingga jam 23.00 karena seluruh peserta nya laki-laki.

 Diskusi kesembilan Rumah Anak Bangsa diadakan di Kresna English Course pada tanggal 12 Maret 2011. Temanya adalah Indonesia dalam Tantangan Globalisasi. Penyaji materinya adalah Muhtar Luthfi.

 Diskusi berikutnya diadakan tanggal 19 Maret 2011 di Samudra Camp, yaitu salah satu asrama dibawah naungan ELFAST English Course, Jl Kemuning. Pematerinya adalah Adjie Pahlevi (pemilik dan direktur Liberty English Course). Tema yang dibawakan adalah Prospek Kampung English Di Luar Pare.

 Diskusi kesebelas di tahun 2011 diadakan di Merlbourne English Course, Jl Anyelir, pada tanggal 26 Maret 2011. Tema untuk diskusi ini adalah Rezim Tuna Sejarah Dan Rumah Besar Indonesia. Pematerinya adalah Uun Nurcahyanti dengan moderator Umi Mustamidah.

 Diskusi berikutnya diadakan di UNESCO Jl Brawijaya dengan tema yang tidak biasa yaitu Melacurkan Dunia Pendidikan. Diskusi partisipatif ini dimoderatori oleh Muhyidin dan pematerinya adalah Mohammad Fauzan yang lebih populer dengan sebutan Papa Ocan. Beliau adalah penanggungjawab kurikulum di Global E English Course. Diskusi ini dilaksanakan tanggal 2 April 2011.

 Diskusi tanggal 9 April 2011 yang diadakan di Out Loud English Course, Jl. Anyelir, merupakan diskusi yang lain dari diskusi Rumah Anak Bangsa biasanya, karena pada kesempatan ini diadakan bedah buku terbitan Resist Yogyakarta yang berjudul Miskin Itu Menjual. Pematerinya adalah sang penulis buku yang bersangkutan yaitu Saiful Totona yang berasal dari Ternate.

 Diskusi yang diadakan tanggal 16 April 2011 di Global E Female ini sedianya akan diisi langsung oleh Bapak Wahyudi Kepala Desa Tulungrejo. Namun karena satu dan lain hal, beliau tidak bisa hadir dan diwakili oleh Bapak Kepala Dusun Tegalsari yaitu Bapak Matsudi. Tema yang disuguhkan adalah Masterplan Desa Tulungrejo.

 Diskusi berikutnya mengambil momentum Hari Kartini, sehingga pematerinya diambil dari kaum hawa dengan sistem panel, yaitu Djawier (Ketua forum diskusi Rumah Anak Bangsa) dan Umi Mustamidah (aktifis HMI). Diskusi ini dimoderatori oleh Sada dari Makasar. Tema yang diusung adalah Perempuan Di Bawah Bayang-Bayang Lelaki. Diskusi ini diadakan tanggal 23 April 2011 di Excellent English Course.

 Diskusi di penghujung bulan April 2011, diadakan di Brilliant English Centre Jl Anyelir. Tema yang diusung cukup menggelitik yaitu Islam Tidak Anti Kekerasan. Pematerinya adalah Hendi Nugraha yang merupakan alumni sebuah perguruan tinggi di Libya. Diskusi yang minim kaum hawa ini dimoderatori oleh Zainal Arifin dari komunitas Utan Kayu, Jakarta.

 Diskusi berikutnya sebenarnya diagendakan untuk Eko Prasetyo, direktur Resist Book Yogyakarta, namun berhubung beliau tidak bisa mengisi agenda luar kota pada hari Sabtu dan Ahad, maka diskusi ini dilimpahkan kepada Uun Nurcahyanti untuk menggawanginya. Materi yang dibawakan adalah Ketika ajaran Menjadi Mata Pelajaran, Nilai Berapa Yang Kau Inginkan? Diskusi partisipatif ini dimoderatori oleh Umi Mustamidah dan diselenggarakan di UNESCO pada tanggal 7 Mei 2011.

 Diskusi berikutnya diadakan pada hari aktif yaitu Selasa, 10 Mei 2011, karena pemateri yaitu Eko Prasetyo dari Resist Book Yogyakarta bisa datang ke Pare pada tanggal tersebut sebelum beliau bertolak ke Bengkulu pada hari berikutnya. Diskusi diadakan di SMART ILC dengan tema Pendidikan Yang Melahirkan Kemiskinan.

 Malam minggu berikutnya diadakan diskusi lagi dengan tema Negara Islam. Diskusi ini diadakan tanggal 14 Mei 2011 di S’TORY 2, Jl Brawijaya. Pematerinya ada M Sholahudin, seorang penulis yang berasal dari Gurah, Kediri. Diskusi ini dimotori oleh Moh. Sadjudin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar